Lacakjambi.com|Kota Bekasi- Sungguh malang nasib WM Simamora, sebab Sertifikat Hak Milik (SHM) yang dibuatkannya kepada Notaris & PPAT IKA DWI SUSANTI, S.H, M.Kn yang beralamat Jl. I Gusti Ngurah Rai No. 24 Bintara XIV, Kota Bekasi, hingga saat ini Selasa (20/5/2025) SHM Miliknya tak kunjung diserahkan.
Menurut Nara sumber WM Simamora, pada tanggal 6 Desember 2022 telah melakukan jual beli tanah atas Sertifikat Hak Milik (SHM) atas nama Trimanto dengan luas 138 M2. Setelah harga disepakati, lalu WM Simamora bersama Ahli Waris (Trimanto) ke Notaris & PPAT IKA DWI SUSANTI, S.H, M.Kn untuk melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dan balik nama,” terang WM Simamora
Setelah disepakati biaya pajak-pajak penjual dan pembeli, serta biaya-biaya terkait balik nama yang harus dibayar oleh WM Simamora sebesar Rp. 40.250.000,- (empat puluh juta duanratus lima puluh ribu rupiah) lalu WM Simamora memberikan pembayaran awal sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta) dan sekaligus menyerahkan sertifikat Hak milik (SHM) No. 11957/Bintara atas nama Trimanto,” semua ini kami sepakati pula dengan membuat tanda terima uang dan sertifikat oleh Notaris & PPAT IKA DWI SUSANTI, S.H, M.Kn,” kata WM Simamora.
Karena terus saya desak agar cepat menyerahkan SHM, Akhirnya Notaris & PPAT IKA DWI SUSANTI, S.H, M.Kn menyerahkan 2 (dia) lembar bukti pembayaran pajak terdiri dari 1 (satu) lembar bukti pembayaran pajak/Retribusi BPHTB Pemkot Bekasi pada tanggal 07 Juli 2024 sebesar Rp. 13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus ribu rupiah).
Dan 1 (satu) lembar dari Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak tanggal 08 Agustus 2024 dengan Penyetor bernama Sugiyem sebesar Rp. 8.750.000,- (delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Lembaran pembayaran pajak ini sungguh diragukan alias “Bodong,” ungkap WM Simamora
Karena sudah sekian lama SHM Miliknya tak kunjung selesai sesuai yang dijanjikan, pada tanggal 12 Agustus 2024 WM Simamora membuat surat pengaduan kepada Majelis Pembina & Pengawasan PPAT Daerah Kota Bekasi, tapi Hasilnya masih mengambang,” jelas WM Simamora.
Pernah saya menjebak Ibu IKA DWI SUSANTI itu di kantornya, akhirnya beliau tidak bisa berkelit dan langsung membuat Surat Keterangan bahwa untuk proses Balik Nama Sertifikat pelaksanaannya melalui kantor Notaris & PPAT miliknya, dan akan selesai pada tanggal 31 Juli 2024 dan ditanda tangani langsung IKA DWI SUSANTI, S.H, M.Kn,” jelas WM Simamora
Tak mau terus dibohongi dan di sepelekan, akhirnya WM Simamora melaporkan hal Penipuan dan atau Penggelapan ke Polda Metropolitan Jakarta Raya Resor Metropolitan Bekasi Kota Nomor : LP/B/2001/XI/2024/SPKT.SATRESJRIM/POLRES METRO BEKASI KOTA/POLDA METRO JAYA. Tanggal 08 Nopember 2024.
Hingga Kasus ini bergulir di Polres Metro Bekasi, sempat saya dimintai keterangan Ke-1 Nomor : B/5081/XI/2024/Restro Bks Kota pada tanggal 12 Nopember 2024 dan mendapatkan surat Nomor : B/5081/XI/2024/Restro Bks Kota perihal Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Pendidikan (SP2HP) tanggal 12 Nopember 2024.
Hingga saat ini laporan dan pengaduan saya, terhenti dan diam seperti dibekukan, padahal setelah dilaporkan ke pihak kepolisian bisa terselesaikan dan SHM milik saya itu bisa saya pegang, tapi apa daya pihak Kepolsianpun tidak mampu mengungkap Kasus Penipuan dan atau Penggelapan ini,” ucap WM Simamora menyayangkan sikap aparat hukum yang dialaminya Semoga Kapolda Metro Jaya turun tangan menyelesaikan kasus saya yang berlarut larut ini apalagi Pakar hukum internasional Prof Sutan Nasomal SH MH turut meminta Bapak Kapolda turun tangan semoga masalah saya ini cepat selesai pak wartawan tutup WM Simamora
[21/5, 18.38] ADV.SEMBILAN(9) NAGA Prof.Dr. Sutan Nasomal,SH.MH.PhD: Prof Dr KH Sutan Nasomal Sampaikan Suara Cinta Warga Bogor Buat Gubernur Jawa Barat!!!
Kabupaten Bogor dengan luas 2991,78 Km persegi. Serta kepadatan penduduk lebih dari 5,6 juta jiwa saat ini. Pembangunan pesat terjadi karena wilayah Bogor sangat dekat dengan jakarta yang memiliki air yang dingin serta udara yang sejuk.
Pembangunan pesat di wilayah Bogor memiliki dampak luas dengan hutan yang selama ini menjadi rumah air ketika hujan besar terjadi.
Para orang kaya dan milyuner di INDONESIA menjadikan wilayah Bogor sebagai aset untuk menanam uangnya dengan banyak membangun perumahan dan industri.
Jawa Barat punya kisah unik. Tiap PILKADA selesai dengan kebijakan para pemimpin daerah yang baru. Selalu HUTAN menjadi korban gagasan para pejabat Daerah. Hal ini disampaikan PROF DR KH SUTAN NASOMAL SH,MH ke media (sabtu 08/03/2025)
Puluhan Ribu Hektar Hilangnya Hutan di Jawa Barat. Sawah sawah mengering karena tidak memiliki sumber air yang cukup. Para petani selalu di rugikan oleh kebijakan impor beras yang jelas jelas mematikan mata pencaharian petani. Akhirnya sawah sawah yang dulu hijau mengering, sulitnya pupuk, mahalnya bibit, mahalnya upah pekerja di sawah atau ladang, tidak ada pertolongan untuk petani dari para elit di Jawa Barat dan semua sawah atau kebun dijual oleh para petani karena kondisi yang merugikan
Usia pak Gubernur Jawa Barat saat ini 54 tahun sebentar lagi. Tentu pernah menikmati hijaunya daerah pesawahan di beberapa kota di Jawa Barat. Jawa Barat dulu surganya Dunia. Sumber air berlimpah. Hutan sangat luas. Sawah dan ladang mencukupi kebutuhan Masyarakat. Lapangan pekerjaan banyak. Ekonomi sehat. Saat ini kebalikannya.
PROF DR KH SUTAN NASOMAL SH,MH sebagai pemerhati lingkungan Jawa Barat menghimbau kepada Gubernur Jawa Barat. Yang perlu diperbaiki di Jawa Barat adalah moral para pejabat yang hobi merusak lingkungan. Tidak ada pertimbangan bahwa merusak hutan sawah dan perkebunan akan berdampak luar biasa. Rakyat Jawa Barat yang mengalami kerugian terbesar dari dampaknya.
Cuaca dan Iklim dari 400 tahun yang lalu di Jawa Barat tidak pernah berubah karena memang daerah terkaya dengan curah hujan. Maka di himbau kepada Gubernur Jawa Barat agar merapikan Bendungan Ciawi Bogor yang tidak efektif. Gagal menahan air sungai ciliwung ketika hujan cukup besar di Bogor.
Kerugian Masyarakat Bogor Depok Jakarta Bekasi Tanggerang sampai puluhan trilyun dampak dari Banjir di bulan maret 2025, ini adalah jawaban paling sederhana bahwa tidak profesional para pelaksana proyek Bendungan Ciawi dan proyek sungai dari Bogor ke Jakarta atau Tanggerang dan Bekasi.
Mau sampai kapan ini terus terjadi
Narasumber : PROF DR KH SUTAN NASOMAL SH,MH
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari.